Debus merupakan salah satu adat kesenian bela diri tradisional khas Provinsi Banten. Pada awalnya, Debus ini digunakan menjadi fungsi sebagai alat dan sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam yang kemudian bekembang digunakan sebagai media untuk memberikan kesan membangkitkan semangat masyarakat Banten dalam menghadapi penjajahan Belanda dimasa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Permainan seni bela diri ini mulanya diminati oleh kaum pria, namun hingga saat ini tidak jarang kaum perempuan berminat terhadap permainan seni bela diri ini karena debus ini merupakan seni bela diri yang dicintai oleh warga Banten
Atraksi debus ini sering kerap dianggap sebagai permainan ilmu hitam karena orang yang melakukan permainan ini bukanlah orang yang sembarangan serta permainan ini sangat berbahaya yaitu memainkan api dan golok yang disayat-sayat ke tubuh manusia (si pemain) yang identik dengan kekebalannya dan debus ini merupakan adat dari khas Banten yang dipercayai sebagai ritual adat atraksi yang mistis dan ritual adat keagamaan di Banten.
Debus merupakan permainan seni bela diri yang dilakukan oleh masyarakat Banten, Jika dianalisis secara mendalam, maka permainan debus mengandung nilai sebagai bekal kehidupan di masa yang akan datang serta menjadi bahan acuan dalam kehidupan bersama. Nilai yang terkandung tersebut yaitu seperti mengingatkan manusia untuk bekerja sama, kerja keras dan bersifat reigius.
Selain itu, Debus juga sangat identik dengan Islam, yakni dilengkapi dengan memuji dan mengagungkan Allah swt serta Rasulullah saw. Sehingga secara umum, para ulama di Banten meyakini bahwa kesenian Debus ini tidak bertentangan dengan Islam.
Comments