top of page
  • Writer's pictureCultourian ID

KELERENG: Beragam Kisah, Cara Bermain, dan Manfaat

Perkembangan teknologi saat ini membuat semua orang terpaku padanya, sehingga kemungkinan besar banyak yang melupakan permainan-permainan tradisional yang sangat asyik untuk dimainkan bersama dengan teman-teman. Untuk itu, kali ini penulis mengajak teman-teman untuk bernostalgia.


Kelereng memiliki ciri khas tersendiri, ialah bentuknya bulat, berukuran kecil, terbuat dari marmer atau kaca, dan memiliki aneka macam warna seperti merah, kuning, hijau, biru, ungu, putih, dan warna-warna lainnya. Untuk warna sendiri ada yang satu warna penuh dan ada yang campuran (perpaduan beberapa warna).

Kelereng memang paling asyik dimainkan bersama dengan teman-teman, semakin ramai biasanya semakin menantang, karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemenang dan memperoleh banyak kelereng yang dapat dibawa pulang sebagai koleksi.

Namun, kalian tau gak sih kisah dibalik kelereng itu sendiri? Berikut ialah penjelasannya:


Mengutip artikel TGR Campaign, Menurut Supriyanto (dikutip dalam Kartiko, 2014), kelereng muncul sejak zaman kerajaan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan bahwa di Yogyakarta masih terdapat tiga kelereng berukuran besar, terbuat dari marmer berdiameter sekitar 15-30 cm dan berlokasi di dekat Makam Kotagede. Batu kelereng tersebut diceritakan sebagai mainan Raden Rangga, putra dari Panembahan Senopati yang berkuasa pada masa kerajaan Mataram Islam.


Kemudian, dalam perkembangannya kita mengenal kelereng sebagai sebuah objek berukuran kecil yang diproduksi dari pabrik. Umumnya, kelereng yang kita kenal adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca. Namun, di daerah yang jauh dari perkotaan, kelereng seringkali dapat berupa biji-bijian yang diurai. Di beberapa daerah, kelereng terbuat dari campuran semen dan kapur yang dibentuk bulat atau dari batu wali yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai kelereng yang kita kenal (Hasanah, 2016).


Mungkin kebanyakan dari kita mengetahui bahwa selain kelereng, benda kecil ini memiliki banyak nama lain ialah gundu di Betawi. Selain itu, apakah ada yang tau? Berikut nama-nama lain kelereng selain gundu dari berbagai daerah dan negara:

Neker di Jawa, ekar di Palembang, Kleker di Banjar, Knikker di Belanda, kaleci di Sunda, dan Marbels di Inggris.


Adapun cara bermainnya sangat beraneka ragam, ada yang dikumpulkan dalam satu lingkaran dengan jumlah yang banyak, lalu setiap pemain memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kelereng yang ada dalam lingkaran dengan mengarahkan kelereng andalan ke arah lingkaran yang berisi kelereng dengan sekencang-kencangnya agar kelereng tersebut dapat keluar dari lingkaran tersebut.


Ada juga yang cara bermainnya seperti billiard, seperti halnya yang dikumpulkan dalam lingkaran, hanya saja bedanya untuk mendapatkan kelereng tersebut pemain harus memasukan ke dalam lubang yang dibuat. Apabila pemain berhasil memasukan kelereng tersebut, maka kelereng itu menjadi miliknya. Selain seperti billiard, ada juga cara bermain seperti karambol. Semua mekanismenya sama, yang membedakan ialah bila kelereng yang dijadikan alat untuk mendapatkan kelereng yang tersedia pada tempat permainan ke dalam lubang, maka kelereng tersebut tidak bisa dimilikinya dan pemain tersebut akan diloncat giliran satu kali putaran.

Permainan ini bukan hanya sekadar permainan karena memiliki banyak sekali manfaat bagi pemain, seperti berinteraksi, mengatur emosional, strategi, melatih konsentrasi, kemampuan motorik, berpikir, dan berkompetisi.


Nah, setelah membaca artikel ini apakah kalian ingin langsung bermain kelereng? Namun bingung beli di mana? Tenang, kelereng tersedia diberbagai toko di dekat rumah kalian, bila ingin praktis, kalian dapat membelinya diberbagai marketplace. Masih malas juga nyari di-marketplace? Silakan klik tulisan di bawah ini.



Semoga artikel ini bermanfaat, mampu membuat kita bernostalgia untuk kembali memainkannya, dan melestarikan segala macam permainan tradisional yang kita miliki. Sampai jumpa pada artikel lainnya! #GFF

Comments


bottom of page